PT Toras Banua Sukses Kian Ancam Kami
Masyarakat kecil selalu jadi objek kepentingan para kaum kapitalis. Pembodohan, penindasan dan pembunuhan karakter selalu dirasakan. Kaya semakin kaya dan miskin semakin sengsara, itulah realita hidup. Kami ingin merdeka..!! Masyarakat sadar bahwa peninggalan leluhur yang kini masih tetap dijaga dan dilestarikan tersebut, mempunyai arti penting bagi keberlangsungan hidup khalayak ramai, terutama bagi generasi penerus. Namun sungguh ironis, tak pernah digubris oleh para spekulan tamak untuk menguasainya dengan tidak bertanggung jawab.
Pasca demonstrasi tahun 2007 lalu oleh suku Dayak Kayaan, Bukat, Punan dan suku lainnya, hingga melayangkan hukum adat pada Menhut MS Khaban. Kendati begitu perjuangan masyarakat belum mendapat hasil signifikan. Lantas PT yang sebelumnya sempat di non aktifkan pengoperasiannya, kini kembali membangun sebuah base camp di wilayah desa Cempaka Baru. Dugaan sementara sebagai tempat pendistribusian logistik dan terindikasi akan segera beroperasi.
Tak ada yang tau kapan PT ini menyosialisasikan diri pada masyarakat. Prilaku yang tak beradat tersebut, membuat masyarakat semakin gusar dan geram. Bagi lembaga atau dinas terkait, agar sedianya segera mengklarifikasikan pada masyarakat. Demi harkat dan martabat, para kaum militansi telah siap pertahankan tanah adat sebagai hak uluyatnya.Kyan Hiroh
OPINI KU
Dambakan Sekretariat IPDKH
Di usia yang hampir genap enam tahun (akhir 2004-2009), IPDKH belum juga mempunyai Sekretariat yang mana mampu menghimpun pemuda dayak Kapuas Hulu di Pontianak. Ketiadaan sekretariat ini, dirasakan sangat menyulitkan teman-teman ketika ingin mengadakan kegiatan dalam rangka menyukseskan program kerja.
Perjuangan untuk pengadaan sekretariat ini bukanlah wacana baru, namun sejak awal berdiri sudah sering di dengungkan baik melalui audiensi maupun melayangkan proposal yakni sejak 2005 lalu, tapi tetap tak digubris. Sulitnya koordinasi dengan teman-teman di Ikatan Pemuda Mahasiswa kapuas Hulu memacu bagi pemuda dayak Kapuas Hulu untuk membuat wadah sendiri. Berangkat dari persoalan organisasi, asrama dan lainnya, pemuda dayak Kapuas Hulu selalu terasa termarjinalkan dari teman yang bernota bene suku Melayu.
Timbulnya persoalan tersebut, membuat IPDKH mengalah dan mendirikan forum sendiri. Kendati demikian, perjuangan tersebut tidak mendapatkan empati dan support dari Pemda Kapuas Hulu khususnya para orang tua dayak Kapuas Hulu.
Alhasil hingga kini IPDKH hanya bisa menumpang rumah pengurus dan rumah betang sebagai sentral untuk berkumpul. Timbulnya pemikiran membuat asrama merupakan sebuah kompilasi dari semua permasalahan yang ada. Menurut saya jika ada asrama, maka teman-teman bisa ter-cover ketika mengadakan rapat atau kegiatan lainnya. Kemudian bagi teman-teman belum punya tempat tinggal bisa mendiami asrama tersebut, selain untuk menjalin keakraban dan kekeluargaan antar sesama suku dayak Kapuas Hulu, juga dapat memacu kreativitas pemikiran teman-teman dengan terus berdiskusi untuk menyikapi generasi penerus kabupaten Kapuas Hulu Khususnya.
Mungkin bukan hanya itu saja, masih banyak lagi kegunaan asrama tersebut misalnya anggota IPDKH bisa dengan mudah untuk meng-cover anak-anak yang baru masuk kuliah dengan mengadakan bergbagai kegiatan misalnya Try Out dan lain sebagainya, dengan tujuan menjalin keakraban dan membuat mereka merasa nyaman serta terlindungi.
Hemat saya, Seandainya setiap anggota dewan maupun masyarakat lainnya (Kapuas Hulu) yang bernota bene suku Dayak bersedia merogohkan koceknya sedikit, mungkin impian asrama super sederhana bisa terwujudkan. Memang tak semudah apa yang kita bayangkan, tapi jika ada kemauan dan betul-betul bekerja maka tak mustahil hal tersebut terlaksana.
“Tidak ada yang tidak mungkin di dunia kecuali makan kepala sendiri” nah jika kita mau mensinergikan semua pikiran maka tak ada yang mustahil. Mari kita bersama memikirkan jalan terbaik bagi generasi pemuda penerus bangsa. Kyan Hiroh
PROFIL KETUA IPDKH
Ketua IPDKH Periode 2009-2011
Nama lengkap : Hermas Lakin Kayo
Nama panggilan : Hermas (Oman)
T.T.L : Putussibau, 11 Mei 1987
Status : Belum Menikah
Sub Suku : Dayak Kayaan Mendalam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir : Sarjana Ekonomi STIE Widya Dharma Pontianak
Pengalaman Organisasi : anggota IPDKH, anggota sanggar Hengkung Kayaan.
Prestasi di IPDKH : Ketua Panitia Natal Bersama di Pontianak tahun 2008
Motto : Tidak ada yang tidak bisa
Jabatan di IPDKH : Ketua Periode 2009-2011
PROFIL KETUA IPDKH
Ketua IPDKH Periode 2006-2008profil
Nama lengkap : Hiasintus Gunung Agung, SH
Nama panggilan : Gunung
T.T.L : Putussibau, 5 Juli 1983
Status : Sudah menikah
Sub Suku : Dayak Taman Sibau
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir : Sarjana Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak
Pengalaman Organisasi : Anggota Sanggar Sari Budaya, Co. Biro Hukum IPDKH 2005-2007, Ketua DPC Partai Pelopor Kab. Kapuas Hulu 2007-2014, Wakil Ketua Pemuda Dayak Kalbar, Ketua angkatan Fakultas Hukum UPB periode 2004-sekarang.
Prestasi di IPDKH : Pendiri IPDKH, Membuat Natal Bersama IPDKH bersama masyarakat Dayak Kapuas Hulu di Pontianak Pertama Kali selama tiga kali berturut-turut, Mempertahankan Kantor penghubung di pasar mawar yang mau di gusur oleh wali Kota Pontianak tahun 2007.
Motto : Kegagalan adalah suatu kesuksesan yang tertunda
Jabatan di IPDKH : Ketua Periode 2006-2008
PROFIL KETUA IPDKH
Ketua IPDKH Periode 2005-2007
Nama lengkap : Dominikus Uyub
Nama panggilan : Uyub
T.T.L : Pagung, 17 Juni 1975
Status : Sudah menikah
Sub Suku : Dayak Kayaan Mendalam
Pekerjaan : Jurnalis dan aktivis Institute Dayakologi
Pendidikan Terakhir : Diploma III Manajemen Perusahaan AMP Universitas Panca Bhakti
Pengalaman Organisasi : Anggota OSIS SLTP-SMU, Wakil Ketua SEMA, Penggerak Massa di perguruan tinggi dan masyarakat, aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Aktivis Institute Dayakologi, Ketua Sanggar Sape’, dll.
Prestasi di IPDKH : Penggagas Forum IPDKH, Deklarasi di Putussibau, membuat logo IPDKH, membuat AD ART.
Motto : Keyakinan pada Yesus Kristus, Modal hidup. Harta duniawi sarana hidup.
Jabatan di IPDKH : Ketua Periode 2005-2007 (tidak selesai karena berpegang teguh pada AD ART/sudah menikah)
Pengukuhan Kepengurusan IPDKH Periode 2009-2011
Serah Terima Kepengurusan IPDKH
Sore sekitar pukul 15.10 di rumah Betang Pontianak jalan Sutoyo, hari sabtu 6 Juni 2009 dilaksanakan pengukuhan kepengurusan Ikatan Pemuda Dayak Kapuas Hulu (IPDKH) periode 2009-2011. Prosesi acara berjalan lancar, meski sedikit terlambat dari jadwal semula yakni pukul 15.00 wib. Dengan iringan tarian dari sanggar Terabai (anak IPDKH) dan tabuhan musik tradisional ikut memeriahkan acara tersebut.
Acara tersebut dihadiri lebih dari 100 orang peserta dan tamu undangan. Meski hujan mengguyur sepanjang acara berlangsung, dan memaksa para tamu undangan untuk pindah ke ruangan betang mencari posisi aman, namun hal itu tak mengacaukan jalannya acara.
Pengucapan sumpah dan janji oleh para pengurus baru di bacakan oleh D.L Denni, SH selaku dewan penasehat yang diikuti oleh para pengurus dan disaksikan oleh dewan penasehat lainnya seperti jhon Itang Oe dan Tarsisius Ivan Sabandap beserta tamu undangan lain. Penyerahan bendera pusaka oleh ketua IPDKH Hiasintus Gunung Agung kepada ketua terpilih periode 2009-2011, Hermas Lakin Kayo didampingi oleh segenap jajaran pengurusnya dan disambut meriah tepuk tangan peserta.
Gunung selaku ketua yang lalu, dalam sambutannya mengatakan bahwa kondisi IPDKH selalu diperlakukan seperti ini, yang seakan dipandang sebelah mata. “Kami seperti ayam kehilangan induknya, tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah daerah Kapuas Hulu yang selaku generasi penerus bangsa,” Ungkap Gunung kesal. Pada kesempatan sama pula, dengan penyampaian program kerjanya, Hermas mengungkapkan bahwa akan memfokuskan untuk memperjuangkan APBD untuk IPDKH.
Cornelis, M.H Gubernur Kalbar selaku tamu undangan kala itu tidak sempat menghadiri acara, yang kemudian diwakili oleh DRS. Moses Hermanus Muncin selaku Ast. III. Dalam kata sambutannya, ia berpesan bahwa organisasi tersebut jangan sampai terjebak dalam politik praktis. “Hendaknya kita bangun daerah Kapuas Hulu dengan pembangunan sosial dan mengisi kemampuan wawasan organisasi dan pemerintah sehingga kita bisa terbiasa, kemudian hal itu haruslah dilakukan secara berkala paling tidak tiga bulan sekali mengadakan pertemuan dengan sesepuh sehingga dapat menambah wawasan kita,” ungkap Muncin.
Ia juga menambahkan bahwa jangan sampai kita pintar saja tapi juga harus cerdas, misalnya secara akademik dikatakan pintar namun belum tentu cerdas dalam birokrasi. “Cepat tanggap dan bijak dalam mengurus sesuatu,” anjur Muncin kepada pemuda Kapuas Hulu yang disambut antusias tepuk tangan peserta.
Dalam kesempatan itu Jhon Itang Oe selaku dewan penasehat juga menambahkan bahwa perjuangkan SDM yang baik. “Saya paling tidak setuju dengan perkebunan kelapa sawit, dan hal ini silahkan di programkan. Kalau tidak berbuat sekarang maka khayalan tinggallah khayalan,” tukas Jhon dengan nada lantang.
Acara yang berlangsung lebih dari empat jam itu kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan dan diisi dengan atraksi tarian mencari jodoh oleh anak Kapuas Hulu, Sanggar Terabai (suku Dayak Kantu’ Kabupaten Kapuas Hulu). Setelah itu dilanjutkan dengan acara bebas, yang diisi oleh organ tunggal. Meriahnya lantunan musik tersebut, mengajak para peserta untuk berdendang dan tak tanggung-tanggung pria maupun wanita untuk maju ke depan berjoget bersama. Keakraban antar sesama pengurus dan anggota beserta dewan pembina dan penasehat, tampak terjalin hangat. Kemeriahan acara puncak itu berlangsung aman dan damai walau sedikit mencicipi minuman tradisional yang membuat kepala sedikit pusing. Sungguh malam yang indah penuh kedamaian. Selamat berjuang teman-teman sekalian, teruskan lah visi dan misi IPDKH yang belum tercapai. Kyan HIroh
PROLOG
Track Record IPDKH
Ikatan Pemuda Dayak Kapuas Hulu (IPDKH) merupakan sebuah organisasi kepemudaan yang dibentuk oleh pemuda dayak Kapuas Hulu. IPDKH adalah sebuah wadah tempat berkumpul demi menjalin solidaritas antar sesama anak-anak Kapuas Hulu yang bertempat tinggal di Pontianak.
Cikal bakal terbentuknya IPDKH sendiri berangkat dari keprihatinan terhadap Anak Muda Dayak Kapuas Hulu (AMKH) yang seakan ayam kehilangan induknya. Tiada solidaritas dan tiada saling kenal antar sesama anak daerah.
Kondisi ini memacu semangat para generasi muda Kapuas Hulu untuk membangun sebuah wadah yang dapat memperat jalinan tali persaudaraan antar sesama AMDKH. Atas landasan itu, muncullah pemikiran para generasi muda ini, dimana berawal dari pembicaraan kecil antar teman seperkumpulan (di Jeruju) dan hingga berkembang menjadi sebuah wacana besar untuk membentuk wadah atau forum yang dapat menyatukan pemuda dayak Kapuas Hulu.
Para pemikir awal terbentuknya IPDKH, khususnya pendeklarator forum dan anak muda lainnya yang turut menyumbangsihkan buah pikiran mereka. Sebut saja para penggagas itu adalah Dominikus Uyub, Yosef Lampun, Yanuarius K. Nawas, Yohanes Jimmy L, Nehemia, Hiasintus Gunung Agung, Teddy Hingaan, Lambertus Dabit, Lidwina Wiwin dan beserta teman-teman lainnya. Dengan semangat tinggi dan tekad yang kuat, serta perjuangan gigih dari teman-teman akhirnya diadakanlah rapat perdana menindaklanjuti hal tersebut dengan membentuk kepengurusan dan membentuk kepanitian untuk pendeklarasian.
Kala itu pertemuan dilaksanakan sekitar pukul 20.00 wib di Rumah Betang Jl. Sutoyo Pontianak. Pertemuan dihadiri oleh berbagai sub suku di Kapuas Hulu, seperti : Dayak Taman, Dayak Tamambalo, Dayak Kayaan, Dayak Kalis, Dayak Seberuang, Dayak Kantu’, Dayak Iban, Dayak Suru’, dan suku dayak lainnya. Diperkirakan pertemuan pada akhir tahun 2004 lalu itu, dihadiri sekitar 80 orang anak muda yang berasal dari sub suku yang berbeda.
Pertemuan yang berlangsung alot itu, memakan waktu lebih dari lima jam. namun pada akhirnya dapat menghasilkan keputusan yang tepat. Dengan membentuk sebuah kepengurusan organisasi dan membentuk kepanitian pendeklarasikan forum. melalui pemilihan yang sangat demokratis, dan menghasilkan keputusan bahwa ditunjuknya Dominikus Uyub sebagai Ketua pertama IPDKH yang berasal dari sub suku Kayaan Mendalam. Setelah dibentuknya kepengurusan dan kepanitian, kemudian disepakatilah bahwa deklarasi akan dilaksanakan di Putussibau.
Dengan komitmen tersebut sehingga menuntut panitia dan anggota IPDKH lainnya untuk kerja ekstra keras, khususnya masalah penggalangan dana. Walau proses penggalangan dana dan persiapan acara berlangsung cukup lama, namun teman-teman tetap saja bersemangat. Berbagai cara dilakukan untuk mencari support baik moril maupun materil.
Tugas terberat adalah penggalangan dana. Baik di Pontianak maupun Kapuas Hulu panitia mencoba mengedarkan proposal untuk mendapat support dana. bahkan dengan semangat deklarasi tersebut, salah seorang teman IPDKH nekad untuk mengendarai sepeda motor ke Kapuas Hulu mencari sumber dana. Kendati demikian deklarasi di Putussibau hampir saja terkendala lantaran proposal yang diajukan belum bisa dicairkan.
Akhirnya salah seorang teman mencoba memberanikan diri untuk meminjam uang di CU Tilung Jaya Putussibau, dengan barang jaminan sebuah sepeda motor. Dengan mendapatkan pinjaman dana sebesar lima juta, akhirnya teman-teman dari Pontianak bisa diberangkatkan menuju Putussibau. Peserta yang hadir sebanyak 30-an orang dengan menggunakan sebuah bus kelas ekonomi. Kondisi jalan menuju Putussibau kala itu sangat rusak hingga memperlambat kedatangan teman-teman.
Kendati melewati perjalanan yang sangat melelahkan, tak mengurungkan niat teman-teman untuk terus berjuang. Keesokan harinya dilanjutkan dengan prosesi pendeklarasian yang bertempat di gedung Bina Remaja Putussibau, pada tanggal 26 Februari 2005. Meski proses tersebut sedikit terlambat dari jadwal yang telah ditentukan yakni jam 8.00 wib dan baru dimulai hampir jam 11.00 wib, namun acara tetap berjalan dengan lancar.
Pengukuhan kepengurusan IPDKH tersebut dikukuhkan oleh DRS. Andreas Yan Lanting, S.sos dan disaksikan oleh H. Abang Tambul Husain selaku Bupati Kabupaten Kapuas Hulu beserta para undangan lainnya.
Usai deklarasi lantas teman-teman melakukan kunjungan ke rumah betang Sibau, dalam rangka pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat Kapuas Hulu. kedatangan teman-teman disambut antusias warga betang, dengan berbagai suguhan makan dan minuman khas tradisional. Keakraban antara anggota IPDKH dan masyarakat setempat tampak kian begitu dekat dan hangat ketika terjalin interaksi antar mereka. Bersambung...
Langganan:
Postingan (Atom)