Dambakan Pemimpin Pro Rakyat
Tak terasa dalam satu dasawarsa memegang tampuk kepemerintahan, kini masa jabatan Bupati Kabupaten Kapuas Hulu akan segera berakhir. Pilkada Kabupaten Kapuas Hulu baru akan dilaksanakan 17 Juni 2010 mendatang, namun riaknya sudah mulai tampak di level masyarakat.
Berbagai issue pun mulai beredar dan menjadi komsumsi hangat bagi masyarakat. Beberapa figur pun mulai muncul dipembicaraan masyarakat, seperti pasangan Akok (pengusaha) dan Andreas Yan Lanting (Birokrat), Jhon Itang Oe (Birokrat) dan DL. Denny (Birokrat), Drs. Yoseph Alexander (Incumbent/masih menjabat Wabup Kapuas Hulu). Adapun nama lainnya seperti Lae (Pengusaha) yang merupakan adik kandung dari Thambul Husain (Bupati Kapuas Hulu), Saiful (Birokrat), dan lainnya yang masih menjadi pertanyaan besar masyarakat. Kendati situasi politik kerab dibawa dalam issue SARA, namun peran aktif masyarakat mulai tampak dalam mengkritisi setiap figur yang ada. Sejatinya masyarakat kini sudah mulai sadar dalam hal memberikan hak suara mereka, agar tidak terjebak lagi pada janji palsu elit politik. Siapa pun pemimpinnya, yang terpenting adalah mengataskan kepentingan rakyat.
Jika di flashback lagi historisnya, sejak Undang-undang Darurat nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan, maka pada 13 Januari 1953 terbentuklah Kabupaten Daerah Tingkat II Kapuas Hulu dengan ibukota Putussibau. Bupati pertama adalah JC. Oevang Oeray (1951-1955), dan dilanjutkan oleh Anang Adrak (1955-1956). Yang kemudian dilanjutkan oleh J.C. Rangkap (Patih/ACT. Bupati, tahun 1956), RM. Soetomo K. Kusumo (Bupati, tahun 1956-1957), Ade M. Djohan (Bupati, tahun 1957-1959), G.M. Saleh (Patih/PD. Bupati, tahun 1957-1959), J.R. Giling (P.D. Bupati KDH, tahun 1959-1960), Anastasius Syahdan (Bupati KDH, tahun 1965-1967), Abang Syahdansyah (Bupati KDH, tahun 1967-1975), H. M. Ali AS, SH (Bupati KDH, tahun 1975-1980), A. Satif (Bupati KDH, tahun 1980-1985), Drs. H.A.M. Djapari (Bupati KDH, 1985-1990 dan 1990-1995), Jacobus F. Layang BA. SH (Bupati KDH, tahun 1995-2000), Drs. H. Tambul Husin (Kepala Daerah, tahun 2000-2005), Drs. H. Bunyamin Solihin (Penjabat Bupati, tahun 2005), dan H. Tambul Husin (Kepala Daerah, tahun 2005-sekarang).
Dengan begitu, setidaknya ada 14 orang yang telah memimpin kabupaten Kapuas Hulu (kecuali Drs. H. Bunyamin Solihin). 57 tahun telah berlalu masa kepemimpinan ini, namun juga belum ada dampak signifikan. Setelah sekian lama terpuruk dalam ketertinggalan, kini Kapuas Hulu betul-betul memerlukan sosok pemimpin yang terbaik bagi masyarakat. Sampai kapan Kabupaten Kapuas Hulu bisa maju, sepanjang para elit politik kerab menjadikan masyarkat sebagai objek politik dan mengkebirikan kepentingan rakyat. Semoga ke depan dengan pemimpin yang baru, bisa membawa Kapuas Hulu ke arah yang lebih baik. Kyan Hiroh, Wakil Ketua Ikatan Pemuda Dayak Kapuas Hulu
Profil Kabupaten Kapuas Hulu
Kabupaten Daerah tingkat II kabujpaten Kapuas Hulu secara geografis terletak di antara 0.50 Lintang Utara sampai 1.40 Lintang Selatan, antara 111.40-114.400 Bujur Timur. Ibukota kabupaten ini ialah Putussibau yang terletak di hulir muara sungai Sibau yang bermuara di sungai Kapuas. Kabupaten Kapuas Hulu memiliki luas wilayah seluas 29.842 Km2 atau 20,33% dari luas luas Propinsi Kalimantan Barat (146.807 Km2). Jumlah jpenduduk berdasarkan sesus tahun 2002 sejumlah 190.815 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 6 jiwa per Km2.
Berdasarkan PP No. 39 Tahun 1996, Kabukpaten ini dimekarkan hingga 23 kecamatan. Adapun 23 kecamatan tersebut adalah Silat Hilir, Silat Hulu, Bunut Hulu, Bunut Hilir, Mentebah, Manday, Kalis, Putussibau, Kedamin, Embaloh Hilir, Embaloh Hulu, Boyan Tanjung, Embau, Batu Datu, Hulu Gurung, Selimbau, Seberuang, Semitau, Suhaid, Empanang, Puring Kencana, Badau, Batang Lupar.
Dari 23 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, wilayah penyebaran Orang Dayak tersebar di 21 kecamatan. Adapun kecamatan yang tidak terdapat penyebaran kampung orang Dayak yakni di Hulu Gurung dan Batu Datu’. Dalam dua kecaamatan ini umuymnya dihuni oleh kelompok Melayu yang biasa juga disebut Senganan. Orang Dayak di kabupaten yang juga disebut sebagai Kabupaten Uncak kapuas ini terdiri dari 20 subsuku dengan 20 bahasanya. Kedua pulun subsuku tersebut adalah Dayak Suaid, Kantu’, Seberuang, Kalis, Lau’, Suru’, Mentebah, Tamambalo, Ensilat, Mayan, Sekapat, Desa, Punan, Buket, Taman, Kayaan, Rembay, Sebaru’, Iban, dan Oruung Da’an.
Wilayah pemukiman dapat diasumsikan berasal dari tiga kelompok besar. Hal ini juga terlihat dari ciri-ciri fisik, sebagai contoh kelompok yang berasal dari daerah timur cenderung memperluhatkan fisik yang kekar dan tinggi, mata sipit, kulit sawo matang. Sedangkan kelompok lain yang dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisik ini ialah kelompok Dayak Iban. Kelompok ini umumnya memiliki fisik yang kekar tetapi tidak terlalu tinggi seperti kelompok pertama. Rata-rata warna kulitnya juga sawo matang. Sedangkan kelompok ketiga iadalah memperlihatkan ciri-ciri fisik yang biasa, dalam hal ini memiliki fostur tubuh rata-rata mirip dengan kelompok kedua, tetapi berkulit sedikit gelap, sebagamana umumnya “Oarng Melayu”. Namun ciri-ciri fisik ini bukanlah hal yang mutlak untuk dijadikan dasar pengelompokkan apalagi pada saat sekarang ini sudah banyak terjadi perkawinan silang sehingga jika mengandalkan indikator fisik ini aga mengaburkan.
Migrasi kelompok pertama diperkirakan datang dari arah barat (kemungkinan berasal dari hilir sungai Kapuas dan anak-anak sungainya seperti Sungai Sekayam, Ketungau, dan Sekadau). Sub-subsuku yang dimaksud ialah subsuku Seberuang, Ensilat, Tamanik1, Iban, Kantu, Desa, Sekapat, Suaid, Mayan, Sebaru’, Rembay dan Ulu Ai’.
Sedangkan migrasi kelompok kedua diperkirakan berasal dari arah timur yaitu daerah Data Purah, Apo Kayaan yang menurunkan tiga subsuku Dayak yaitu Dayak Punan, Buket dan juga suku kayaan di Mendalaam.
Migrasi kelompok ketiga hakikatnya juga berasal dari arah timur, yaitu dari Sungai Kayaan. Kelompok ini tidak langsung ke Kalimantan Barat, melainkan menuju ke Sungai Mahakam kemudian menyebar lagi ke hulu Sungai Melawi. Dari hulu Sungai Melawi inilah kemudian menyebar lagi ke hulu Sungai Manday, Sungai Suru’, dan Sungai Mentebah hingga ke Kapuas. Kelompok sub suku Dayak yang dimaksud pada kelompok ketiga ini ialah subsuku Dayak Orung Da’a, Suru’ dan Mentebah.
Gambaran migrasi kelompok suku Dayak di Kapuas Hulu pada hakikatnya tidak bersamaan waktu kpenyebarannya. Misalnya Dayak Iban yang dikelompokkan pada kelompok pertama, tidak langsung masuk wilayah Kapuas Hulu tetapi kelompok ini memilih Sungai Batang Rejang di Malaysia. Setelah suku ini ditaklukkan oleh Rahah “White” Brooke, baru kemudian melakukan migrasi besar-besaran ke wilayah Kapuas Hulu. sedangkan kelompok Dayak Sekapat, Sebaru’, dan Desa diyakini paling terakhir menyebar di Kabupaten ini.
Menurut data dari Kantor Statistik Kabupaten Kapuas Hulu, setidaknya terdapat 22 subsuku Dayak. Suku terbesar kedua ialah “Melayu” yang biasanya juga dikenal dengan istilah “Senganan”. Istilah ini merujuk pada suku Melayu penduduk asli Kapuas Hulu dan juga Sintang namun tidak termasuk Melayu Sambas dan Pontianak yang cukup banyak berdomisili di Kabupaten Kapuas Hulu. suku lainnya adalah China yang umumnya mendominasi perdagangan di pusat ibukota kabupaten dan beberapa ibukota kecamatan. Suku Jawa selain terdapat di ibukota kecamatan juga lebih banyak di lokasi transmigrasi dan perkebunan. Suku yang lainnya lagi ialah padang, Batak, keturunan Arab, dan lain-lain.
Suku Dayak di Kabupaten Kapuas Hulu atau seringkali sebut Dayak Ulu Kapuas keberadaannya sama dengan beberapa subsuku Dayak di kabupaten lain di Kalimantan Barat, yaitu sebagai penduduk asli Pulau Kalimantan. Sebagai kelompok mayoritas sub-subsuku Dayak di kabupaten ini diperkirakan sudah mendiami wilayah hulu Sungai Kapuas ini sekitar tahun 300-an yang silam, sebelum peristiwa perang antara manusia dengan roh halus di Tanah Tampun Juah yang menyebabkan “Migrasi besar-besaran”.
Beberapa subsuku yang mengisahkan tentang asal-usul mereka dari Tampun Juah adalah Dayak Kantu’, Seberuang, dan juga Rembay. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai peristiwa sejarah dan perkembangannya, misalnya perluasan wilayah Kerajaan Sintang di Selimbau dan Semitau serta masa penjajahan Belanda.
Kelompok masyarakat Dayak sebelum berdirinya panembahan-panembahan Kerajaan Sintang di atas dan datangnya para penjajah, umumnya masih menganut agama leluhur mereka. Namun agama ini acapkali dianggap sebagai animisme, berhala, dan sebagainya. Kerajaan Sintang yang memperluas wilayah kekuasaannya dengan mendirikan panembahan-panembahan di wilayah hulu Kapuas juga menyebarkan agama Islam. Hal ini membuat kelompok suku Dayak dihadapkan pada pilihan untuk menganut salah satu agama yang menjanjikan “Peradaban baru”.
Secara kebetulan agama Islam pada saat itu cukup berpengaruh seiring berdirinya kerajaan-kerajaan kecil yang bernafaskan Islam. Belum lagi kelompok suku ini dihadapkan pada pilihan “Jika menganut agama Islam, kelompok suku Dayak terbebas dari perbudakan dan kewajiban membayar upeti kepada pihak kerajaan. Namun, tanpa disadari menganut agama Islam di Kalimantan Barat selalu diidentikkan dengan Melayu. Oleh karena itu, sadar atau tidak sadar terjadi penolakan jati dirinya. Dilihat dari aspek kultural kelompok Dayak yang beragama muslim ini pun sulit untuk dibedakan dengan kelompok Dayak yang non-muslim, lama-kelamaan sikap itu mengkristal sehingga meahirkan identitas baru yang disebut Senganan. Sedangkan yang dimaksudkan sebagai Dayak, dimaknai kelompok masyarakat pribumi Kalimantan non-muslim.
Mengenai keragaman subsuku Dayak di Kabupaten Kaupas Hulu dari hasil penelitian lapangan yang telah dilakukan diseluruh wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut : Dayak Suaid, Kantu’, Seberuang, Kalis, Lau’, Suru’, Mentebah, Tamambalo, Ensilat, Mayan, Sekapat, Desa, Punan, Buket, Taman, Kayaan, Rembay, Sebaru’, Iban, Oruung da’an.
1 meminjam istilah pengelompokkan yang digunakan oleh ahli linguistik sejarawi seperti Bernard Nothofer, James Collins yang cenderung memperlihatkankesamaan-kesamaan budaya, bahasa. Kelompok Tamanik yang dimaksud mewakili subsuku Dayak Tamambalo, Kalis, Lau’ dan Dayak Taman Kapuas yang juga bermukim di sungai Sibau, dan Sungai Mendalaam. Dan suku ini juga diyakini sebagai kelompok paling tua di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
Tulisan ini dikutip dari buku : buku Mozaik Dayak Keberagaman subsuku Dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat, penerbit Institut Dayakologi. di salin oleh Kyan Hiroh.
PT Toras Banua Sukses Kian Ancam Kami
Masyarakat kecil selalu jadi objek kepentingan para kaum kapitalis. Pembodohan, penindasan dan pembunuhan karakter selalu dirasakan. Kaya semakin kaya dan miskin semakin sengsara, itulah realita hidup. Kami ingin merdeka..!! Masyarakat sadar bahwa peninggalan leluhur yang kini masih tetap dijaga dan dilestarikan tersebut, mempunyai arti penting bagi keberlangsungan hidup khalayak ramai, terutama bagi generasi penerus. Namun sungguh ironis, tak pernah digubris oleh para spekulan tamak untuk menguasainya dengan tidak bertanggung jawab.
Pasca demonstrasi tahun 2007 lalu oleh suku Dayak Kayaan, Bukat, Punan dan suku lainnya, hingga melayangkan hukum adat pada Menhut MS Khaban. Kendati begitu perjuangan masyarakat belum mendapat hasil signifikan. Lantas PT yang sebelumnya sempat di non aktifkan pengoperasiannya, kini kembali membangun sebuah base camp di wilayah desa Cempaka Baru. Dugaan sementara sebagai tempat pendistribusian logistik dan terindikasi akan segera beroperasi.
Tak ada yang tau kapan PT ini menyosialisasikan diri pada masyarakat. Prilaku yang tak beradat tersebut, membuat masyarakat semakin gusar dan geram. Bagi lembaga atau dinas terkait, agar sedianya segera mengklarifikasikan pada masyarakat. Demi harkat dan martabat, para kaum militansi telah siap pertahankan tanah adat sebagai hak uluyatnya.Kyan Hiroh
OPINI KU
Dambakan Sekretariat IPDKH
Di usia yang hampir genap enam tahun (akhir 2004-2009), IPDKH belum juga mempunyai Sekretariat yang mana mampu menghimpun pemuda dayak Kapuas Hulu di Pontianak. Ketiadaan sekretariat ini, dirasakan sangat menyulitkan teman-teman ketika ingin mengadakan kegiatan dalam rangka menyukseskan program kerja.
Perjuangan untuk pengadaan sekretariat ini bukanlah wacana baru, namun sejak awal berdiri sudah sering di dengungkan baik melalui audiensi maupun melayangkan proposal yakni sejak 2005 lalu, tapi tetap tak digubris. Sulitnya koordinasi dengan teman-teman di Ikatan Pemuda Mahasiswa kapuas Hulu memacu bagi pemuda dayak Kapuas Hulu untuk membuat wadah sendiri. Berangkat dari persoalan organisasi, asrama dan lainnya, pemuda dayak Kapuas Hulu selalu terasa termarjinalkan dari teman yang bernota bene suku Melayu.
Timbulnya persoalan tersebut, membuat IPDKH mengalah dan mendirikan forum sendiri. Kendati demikian, perjuangan tersebut tidak mendapatkan empati dan support dari Pemda Kapuas Hulu khususnya para orang tua dayak Kapuas Hulu.
Alhasil hingga kini IPDKH hanya bisa menumpang rumah pengurus dan rumah betang sebagai sentral untuk berkumpul. Timbulnya pemikiran membuat asrama merupakan sebuah kompilasi dari semua permasalahan yang ada. Menurut saya jika ada asrama, maka teman-teman bisa ter-cover ketika mengadakan rapat atau kegiatan lainnya. Kemudian bagi teman-teman belum punya tempat tinggal bisa mendiami asrama tersebut, selain untuk menjalin keakraban dan kekeluargaan antar sesama suku dayak Kapuas Hulu, juga dapat memacu kreativitas pemikiran teman-teman dengan terus berdiskusi untuk menyikapi generasi penerus kabupaten Kapuas Hulu Khususnya.
Mungkin bukan hanya itu saja, masih banyak lagi kegunaan asrama tersebut misalnya anggota IPDKH bisa dengan mudah untuk meng-cover anak-anak yang baru masuk kuliah dengan mengadakan bergbagai kegiatan misalnya Try Out dan lain sebagainya, dengan tujuan menjalin keakraban dan membuat mereka merasa nyaman serta terlindungi.
Hemat saya, Seandainya setiap anggota dewan maupun masyarakat lainnya (Kapuas Hulu) yang bernota bene suku Dayak bersedia merogohkan koceknya sedikit, mungkin impian asrama super sederhana bisa terwujudkan. Memang tak semudah apa yang kita bayangkan, tapi jika ada kemauan dan betul-betul bekerja maka tak mustahil hal tersebut terlaksana.
“Tidak ada yang tidak mungkin di dunia kecuali makan kepala sendiri” nah jika kita mau mensinergikan semua pikiran maka tak ada yang mustahil. Mari kita bersama memikirkan jalan terbaik bagi generasi pemuda penerus bangsa. Kyan Hiroh
PROFIL KETUA IPDKH
Ketua IPDKH Periode 2009-2011
Nama lengkap : Hermas Lakin Kayo
Nama panggilan : Hermas (Oman)
T.T.L : Putussibau, 11 Mei 1987
Status : Belum Menikah
Sub Suku : Dayak Kayaan Mendalam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir : Sarjana Ekonomi STIE Widya Dharma Pontianak
Pengalaman Organisasi : anggota IPDKH, anggota sanggar Hengkung Kayaan.
Prestasi di IPDKH : Ketua Panitia Natal Bersama di Pontianak tahun 2008
Motto : Tidak ada yang tidak bisa
Jabatan di IPDKH : Ketua Periode 2009-2011
PROFIL KETUA IPDKH
Ketua IPDKH Periode 2006-2008profil
Nama lengkap : Hiasintus Gunung Agung, SH
Nama panggilan : Gunung
T.T.L : Putussibau, 5 Juli 1983
Status : Sudah menikah
Sub Suku : Dayak Taman Sibau
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir : Sarjana Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak
Pengalaman Organisasi : Anggota Sanggar Sari Budaya, Co. Biro Hukum IPDKH 2005-2007, Ketua DPC Partai Pelopor Kab. Kapuas Hulu 2007-2014, Wakil Ketua Pemuda Dayak Kalbar, Ketua angkatan Fakultas Hukum UPB periode 2004-sekarang.
Prestasi di IPDKH : Pendiri IPDKH, Membuat Natal Bersama IPDKH bersama masyarakat Dayak Kapuas Hulu di Pontianak Pertama Kali selama tiga kali berturut-turut, Mempertahankan Kantor penghubung di pasar mawar yang mau di gusur oleh wali Kota Pontianak tahun 2007.
Motto : Kegagalan adalah suatu kesuksesan yang tertunda
Jabatan di IPDKH : Ketua Periode 2006-2008
PROFIL KETUA IPDKH
Ketua IPDKH Periode 2005-2007
Nama lengkap : Dominikus Uyub
Nama panggilan : Uyub
T.T.L : Pagung, 17 Juni 1975
Status : Sudah menikah
Sub Suku : Dayak Kayaan Mendalam
Pekerjaan : Jurnalis dan aktivis Institute Dayakologi
Pendidikan Terakhir : Diploma III Manajemen Perusahaan AMP Universitas Panca Bhakti
Pengalaman Organisasi : Anggota OSIS SLTP-SMU, Wakil Ketua SEMA, Penggerak Massa di perguruan tinggi dan masyarakat, aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Aktivis Institute Dayakologi, Ketua Sanggar Sape’, dll.
Prestasi di IPDKH : Penggagas Forum IPDKH, Deklarasi di Putussibau, membuat logo IPDKH, membuat AD ART.
Motto : Keyakinan pada Yesus Kristus, Modal hidup. Harta duniawi sarana hidup.
Jabatan di IPDKH : Ketua Periode 2005-2007 (tidak selesai karena berpegang teguh pada AD ART/sudah menikah)
Pengukuhan Kepengurusan IPDKH Periode 2009-2011
Serah Terima Kepengurusan IPDKH
Sore sekitar pukul 15.10 di rumah Betang Pontianak jalan Sutoyo, hari sabtu 6 Juni 2009 dilaksanakan pengukuhan kepengurusan Ikatan Pemuda Dayak Kapuas Hulu (IPDKH) periode 2009-2011. Prosesi acara berjalan lancar, meski sedikit terlambat dari jadwal semula yakni pukul 15.00 wib. Dengan iringan tarian dari sanggar Terabai (anak IPDKH) dan tabuhan musik tradisional ikut memeriahkan acara tersebut.
Acara tersebut dihadiri lebih dari 100 orang peserta dan tamu undangan. Meski hujan mengguyur sepanjang acara berlangsung, dan memaksa para tamu undangan untuk pindah ke ruangan betang mencari posisi aman, namun hal itu tak mengacaukan jalannya acara.
Pengucapan sumpah dan janji oleh para pengurus baru di bacakan oleh D.L Denni, SH selaku dewan penasehat yang diikuti oleh para pengurus dan disaksikan oleh dewan penasehat lainnya seperti jhon Itang Oe dan Tarsisius Ivan Sabandap beserta tamu undangan lain. Penyerahan bendera pusaka oleh ketua IPDKH Hiasintus Gunung Agung kepada ketua terpilih periode 2009-2011, Hermas Lakin Kayo didampingi oleh segenap jajaran pengurusnya dan disambut meriah tepuk tangan peserta.
Gunung selaku ketua yang lalu, dalam sambutannya mengatakan bahwa kondisi IPDKH selalu diperlakukan seperti ini, yang seakan dipandang sebelah mata. “Kami seperti ayam kehilangan induknya, tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah daerah Kapuas Hulu yang selaku generasi penerus bangsa,” Ungkap Gunung kesal. Pada kesempatan sama pula, dengan penyampaian program kerjanya, Hermas mengungkapkan bahwa akan memfokuskan untuk memperjuangkan APBD untuk IPDKH.
Cornelis, M.H Gubernur Kalbar selaku tamu undangan kala itu tidak sempat menghadiri acara, yang kemudian diwakili oleh DRS. Moses Hermanus Muncin selaku Ast. III. Dalam kata sambutannya, ia berpesan bahwa organisasi tersebut jangan sampai terjebak dalam politik praktis. “Hendaknya kita bangun daerah Kapuas Hulu dengan pembangunan sosial dan mengisi kemampuan wawasan organisasi dan pemerintah sehingga kita bisa terbiasa, kemudian hal itu haruslah dilakukan secara berkala paling tidak tiga bulan sekali mengadakan pertemuan dengan sesepuh sehingga dapat menambah wawasan kita,” ungkap Muncin.
Ia juga menambahkan bahwa jangan sampai kita pintar saja tapi juga harus cerdas, misalnya secara akademik dikatakan pintar namun belum tentu cerdas dalam birokrasi. “Cepat tanggap dan bijak dalam mengurus sesuatu,” anjur Muncin kepada pemuda Kapuas Hulu yang disambut antusias tepuk tangan peserta.
Dalam kesempatan itu Jhon Itang Oe selaku dewan penasehat juga menambahkan bahwa perjuangkan SDM yang baik. “Saya paling tidak setuju dengan perkebunan kelapa sawit, dan hal ini silahkan di programkan. Kalau tidak berbuat sekarang maka khayalan tinggallah khayalan,” tukas Jhon dengan nada lantang.
Acara yang berlangsung lebih dari empat jam itu kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan dan diisi dengan atraksi tarian mencari jodoh oleh anak Kapuas Hulu, Sanggar Terabai (suku Dayak Kantu’ Kabupaten Kapuas Hulu). Setelah itu dilanjutkan dengan acara bebas, yang diisi oleh organ tunggal. Meriahnya lantunan musik tersebut, mengajak para peserta untuk berdendang dan tak tanggung-tanggung pria maupun wanita untuk maju ke depan berjoget bersama. Keakraban antar sesama pengurus dan anggota beserta dewan pembina dan penasehat, tampak terjalin hangat. Kemeriahan acara puncak itu berlangsung aman dan damai walau sedikit mencicipi minuman tradisional yang membuat kepala sedikit pusing. Sungguh malam yang indah penuh kedamaian. Selamat berjuang teman-teman sekalian, teruskan lah visi dan misi IPDKH yang belum tercapai. Kyan HIroh
PROLOG
Track Record IPDKH
Ikatan Pemuda Dayak Kapuas Hulu (IPDKH) merupakan sebuah organisasi kepemudaan yang dibentuk oleh pemuda dayak Kapuas Hulu. IPDKH adalah sebuah wadah tempat berkumpul demi menjalin solidaritas antar sesama anak-anak Kapuas Hulu yang bertempat tinggal di Pontianak.
Cikal bakal terbentuknya IPDKH sendiri berangkat dari keprihatinan terhadap Anak Muda Dayak Kapuas Hulu (AMKH) yang seakan ayam kehilangan induknya. Tiada solidaritas dan tiada saling kenal antar sesama anak daerah.
Kondisi ini memacu semangat para generasi muda Kapuas Hulu untuk membangun sebuah wadah yang dapat memperat jalinan tali persaudaraan antar sesama AMDKH. Atas landasan itu, muncullah pemikiran para generasi muda ini, dimana berawal dari pembicaraan kecil antar teman seperkumpulan (di Jeruju) dan hingga berkembang menjadi sebuah wacana besar untuk membentuk wadah atau forum yang dapat menyatukan pemuda dayak Kapuas Hulu.
Para pemikir awal terbentuknya IPDKH, khususnya pendeklarator forum dan anak muda lainnya yang turut menyumbangsihkan buah pikiran mereka. Sebut saja para penggagas itu adalah Dominikus Uyub, Yosef Lampun, Yanuarius K. Nawas, Yohanes Jimmy L, Nehemia, Hiasintus Gunung Agung, Teddy Hingaan, Lambertus Dabit, Lidwina Wiwin dan beserta teman-teman lainnya. Dengan semangat tinggi dan tekad yang kuat, serta perjuangan gigih dari teman-teman akhirnya diadakanlah rapat perdana menindaklanjuti hal tersebut dengan membentuk kepengurusan dan membentuk kepanitian untuk pendeklarasian.
Kala itu pertemuan dilaksanakan sekitar pukul 20.00 wib di Rumah Betang Jl. Sutoyo Pontianak. Pertemuan dihadiri oleh berbagai sub suku di Kapuas Hulu, seperti : Dayak Taman, Dayak Tamambalo, Dayak Kayaan, Dayak Kalis, Dayak Seberuang, Dayak Kantu’, Dayak Iban, Dayak Suru’, dan suku dayak lainnya. Diperkirakan pertemuan pada akhir tahun 2004 lalu itu, dihadiri sekitar 80 orang anak muda yang berasal dari sub suku yang berbeda.
Pertemuan yang berlangsung alot itu, memakan waktu lebih dari lima jam. namun pada akhirnya dapat menghasilkan keputusan yang tepat. Dengan membentuk sebuah kepengurusan organisasi dan membentuk kepanitian pendeklarasikan forum. melalui pemilihan yang sangat demokratis, dan menghasilkan keputusan bahwa ditunjuknya Dominikus Uyub sebagai Ketua pertama IPDKH yang berasal dari sub suku Kayaan Mendalam. Setelah dibentuknya kepengurusan dan kepanitian, kemudian disepakatilah bahwa deklarasi akan dilaksanakan di Putussibau.
Dengan komitmen tersebut sehingga menuntut panitia dan anggota IPDKH lainnya untuk kerja ekstra keras, khususnya masalah penggalangan dana. Walau proses penggalangan dana dan persiapan acara berlangsung cukup lama, namun teman-teman tetap saja bersemangat. Berbagai cara dilakukan untuk mencari support baik moril maupun materil.
Tugas terberat adalah penggalangan dana. Baik di Pontianak maupun Kapuas Hulu panitia mencoba mengedarkan proposal untuk mendapat support dana. bahkan dengan semangat deklarasi tersebut, salah seorang teman IPDKH nekad untuk mengendarai sepeda motor ke Kapuas Hulu mencari sumber dana. Kendati demikian deklarasi di Putussibau hampir saja terkendala lantaran proposal yang diajukan belum bisa dicairkan.
Akhirnya salah seorang teman mencoba memberanikan diri untuk meminjam uang di CU Tilung Jaya Putussibau, dengan barang jaminan sebuah sepeda motor. Dengan mendapatkan pinjaman dana sebesar lima juta, akhirnya teman-teman dari Pontianak bisa diberangkatkan menuju Putussibau. Peserta yang hadir sebanyak 30-an orang dengan menggunakan sebuah bus kelas ekonomi. Kondisi jalan menuju Putussibau kala itu sangat rusak hingga memperlambat kedatangan teman-teman.
Kendati melewati perjalanan yang sangat melelahkan, tak mengurungkan niat teman-teman untuk terus berjuang. Keesokan harinya dilanjutkan dengan prosesi pendeklarasian yang bertempat di gedung Bina Remaja Putussibau, pada tanggal 26 Februari 2005. Meski proses tersebut sedikit terlambat dari jadwal yang telah ditentukan yakni jam 8.00 wib dan baru dimulai hampir jam 11.00 wib, namun acara tetap berjalan dengan lancar.
Pengukuhan kepengurusan IPDKH tersebut dikukuhkan oleh DRS. Andreas Yan Lanting, S.sos dan disaksikan oleh H. Abang Tambul Husain selaku Bupati Kabupaten Kapuas Hulu beserta para undangan lainnya.
Usai deklarasi lantas teman-teman melakukan kunjungan ke rumah betang Sibau, dalam rangka pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat Kapuas Hulu. kedatangan teman-teman disambut antusias warga betang, dengan berbagai suguhan makan dan minuman khas tradisional. Keakraban antara anggota IPDKH dan masyarakat setempat tampak kian begitu dekat dan hangat ketika terjalin interaksi antar mereka. Bersambung...
Nilai Dasar dan SOP IPDKH
untuk kmenjalankan dan melaksanakan misinya, IPDKH mengemban nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, keterbukaan, dan persamaan hak antar sub suku Dayak Kapuas Hulu. agar tercapai cita-cita luhur pemuda Dayak Kapuas Hulu yang benar memperjuangkan hak dan martabatnya di tengah-tengah gejolak sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan budaya yang terjadi di Kapuas HUlu. serta turut menciptakan suasana rekonsisliasi di Kalimantan Barat khususnya di terngah masyarakat Kapuas Hulu yang majemuk. Ikatan Pemuda Dayak Kapuas Hulu Pontianak, dalam mendukung pelaksanaan pembangunan Kapuas Hulu, bersedia bekerja sama dengan elemen lain yang memiliki kesamaan bisi dan misi.
Standar Operasional Procedure (SOP) IPDKH-P
Aturan organisasi IPDKH-P mengacu pada AD/ART IPDKH-P yang sudah ditentukan oleh rapat umum anggota. Setiap anggota wajib mentaati SOP yang dibuat bersama dalam rapat umum IPDKH-P dan disahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada AD/ART.
Aturan-aturan Serta Tata Tertib Pengurus dan Anggota IPDKH-P
SOP Ketua Umum
Tugas
1. Mengadakan rapat internal kpara biro dalam menyusun program kegiatan organissasi untuk merealisasikan hasil-hasil strategic planning.
2. Melakukan koordianasi dengan jajaran Ketua, Sekretaris dan Bendahara untuk hal-hal tertentu berkaitan dengan kebijakan yang akan dikeluarkan organisasi sesuai dengan AD/ART.
3. Melakukan lobi-lobi baik untuk memperoleh dana bagi organisasi maupun untuk kesepakatan kerjasama dengan organisasi lain/mitra yang sesuai dan terdapat dalam AD/ART, Visi-Misi dan Nilai Dasar IPDKH-P.
4. Meminta dan memeriksa laporan kegiatan biro-biro yang disampaikan oleh Kepala biro atau pelaksanaannya.
5. Menandatangani surat-surat penting organisasi baik ke luar maupun ke dalam.
6. Mengkomunikasikan isu-isu penting dari dan luar, bagi perkembangan organisasi kepada seluruh jajaran pengusur dan kepala biro.
Wewenang
1. Mengkoreksi program kerja dari setiap biro-biro
2. Berwenang mewakili korganisasi keluar untuk melakukan tindakan-tindakan advokasi, rekonsilliasi, sosial ekonomi dan budaya.
3. Berwenang untuk membuat kesepakatan-kesepakatan lisan maupun tulisan dengan pihak luar organisasi, dan terlebih dahulu mengadakan koordinasi dengan pengurus (jajaran Ketua, Sekretaris dan Bendahara)
4. Berwenang untuk menentukan kebijakan dan strategi yang akan ditempuh organisasi.
5. Berwenang menyetujui atau menolak laporan yang disampaikan oleh para biro-biro dan para pelaksananya.
6. Berwenang mengganti d an menunjukkan jajaran kepala biro sesuai dengna kemampuan dan bakat, terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan badan pengurus.
7. Berwenang mendelegasikan tugas dan tanggung jawab serta wewenang tertentu kepada jajaran ketua dan atau badan pengurus lainnya, apabila tidak berada di tempat, yang memerlukan keputusan cepat dan cermat sepanjang tidak menyimpang dari AD/ART, serta SPO dan aturan organisasi.
8. Bertanggung jawab terhadap kinerja para jajaran ketua.
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Anggota
2. Bertanggung jawab terhadap proses pelaksanaan dan pencapaian visi dan misi organisasi.
3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja organisasi secara keseluruhan.
4. Bertanggung jawab kepada persoalan-persoalan yang dihadapi jajaran pengurus lainnya dan anggota baik di dalam maupun luar organisasi.
5. Bertanggung jawab terhadap konsep-konsep pemikiran organisasi yang disampaikan kepada publik menyangkut hajat orang banyak.
SOP Jajaran Ketua
Tugas
1. Melakukan kontrol dan pengawasan terhadap kelompok atau sub sukunya masing-masing
2. Melakukan koordinasi dan memotivasi kelompok atau sub sukunya masing-masing dalam rangka memperkuat dan mempersatukan anggotanya agar tercapai kebersamaan bersama sesuai dengan visi dan misi IPDKH.
3. Mengkomunikasikan kebijakan dan program kerja IPDKH kepada anggotanya.
4. Menyelesaikan persoalan internal kelompok atau sub sukunya masing-masing kepada badan pengurus.
Wewenang
1. Berwenang menyelesaikan konflik internal dalam kelompok atau sub sukunya masing-masing.
2. Berwenang mengontrol program kerja para Kepala biro.
3. Berwenang mengontrol lalu lintas keuangan.
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab terhadap Ketua Umum
2. Mengontrol kinerja dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Ketua Umum
3. Bertanggung jawab terhadap kinerja sekretaris umum dan bendahara umum
4. Bertanggung jawab terhadap anggota IPDKH
SOP Sekretaris Umum
Tugas
1. Mendampingi Ketua Umum dalam rapat-rapat
2. Membuat agenda rapat
3. Menyampaikan seluruh bentuk kebijakan yang disepakati oleh organisasi kepada badan pengurus, biro-biro dan anggota
4. Menandatangani surat-surat penting organisasi baik keluar maupun ke dalam.
Wewenang
1. Mewakili Ketua umum dalam pertemuan formal dan non formal jika ketua umum berhalangan hadir baik internal maupun eksternal.
Tanggung jawab
1. Bertanggung jawab terhadap ketua umum dan jajaran ketua-ketua
2. Mengontrol kinerja dan kebijakan yang dikeluarkan oleh ketua umum
3. Bertanggung jawab terhadap kinerja sekretaris umum dan bendahara umum
4. Bertanggung jawab terhadap anggota IPDKH
SOP Sekretaris Umum
Tugas
1. Mendampingi Ketua Umum dalam rapat-rapat
2. Membuat agenda rapat
3. Menyampaikan seluruh bentuk kebijakan yang disepakati oleh organisasi kepada badan pengurus, biro-biro dan anggota
4. Menandatangi surat-surat penting organisasi baik ke luar maupun ke dalam
Wewenang
1. Mewakilli ketua umum dalam pertemuan formal dan non formal jika ketua umum berhalangan hadir baik internal maupun eksternal
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab terhadap ketua umum
2. Mengontrol kinerja dan kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh ketua umum
3. Bertanggung jawab terhadap kinerja sekretaris umum dan bendahara umum
4. Bertanggung jawab terhadap anggota IPDKH
SOP Sekretaris Umum
1. Mendampingi Ketua Umum dalam rapat-rapat
2. Membuat agenda rapat
3. Menyampaikan seluruh bentuk kebijakan yang disepakati oleh organisasi kepada badan pengurus, biro-biro dan anggota
4. Menandatangani surat-surat penting organisasi baik ke luar maupun ke dalam
Wewenang
1. Mewakili ketua umum dalam pertemuan formal dan non formal jika ketua umum berhalangan hadir baik internal maupun eksternal.
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab terhadap ketua umum dan jajaran ketua-ketua
2. Bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian acara dan pertemuan
3. Bertanggung jawab atas kerahasiaan dokumen dan surat-surat penting organisasi
4. Bertanggung jawab terhadap sekretariat dan pelaksanaan harian
5. Monitoring kegiatan kesekreatariatan
SOP Bendahara Umum
Tugas
1. Membuat proposal kegiatan organisasi
2. Membuka rekening organisasi di bank atau lembaga keuangan lainnya, sesuai dengan kesepakatan badan pengurus
3. Melaporkan posisi keuangan organisasi kepada badan pengurus
Wewenang
1. Berkewajiban terhadap keuangan organisasi
2. Mengoreksi dan merubah laporan proposal keuangan dari biro-biro dan atau pelaksanaan kegiatan lainnya bersama-sama badan pengurus
Tangggung Jawab
1. Bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan organisasi
2. Bertanggung jawab terhadap keuangan kegiatan biro-biro dan atau pelaksanaan kegiatan lainnya.
SOP Para Kepala Biro
Tugas
1. Meminta masukan dan usulan dari anggotanya untuk membuat dan merancang program kerja
2. Melakukan koordinasi dengan para anggotanya
3. Membuat program kerja kepada badan pengurus
Wewenang
1. Berwenang membuat program kerja
2. Berwenang membuat laporan keuangan dan laporan narasi kegiatan kerja biro
3. Berwenang melakukan koordinasi kepada badan pengurus mengenai program kerjanya
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab terhadap program kerja yang dibuat
2. Bertanggung jawab terhadap anggotanya
3. Bertanggung jawab terhadap laporan program kerjanya
4. Bertanggung jawab terhadap keuangan
SOP Anggota
Tugas
1. Aktif mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan organisasi IPDKH
Wewenang
1. Berwenang menjalankan visi dan misi IPDKH serta nilai dasar IPDKH
2. Berwenang melakukan advokasi dan rekonsiliasi antar sesama anggota IPDKH dan Dayak secara umum dan atau lintas etnis dan agama di Kalimantan Barat
Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab terhadap badan pengurus dan biro-biro
2. Bertanggung jawab terhadap laporan keuangan dan program kerja IPDKH
3. Bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi antar anggota dalam koridor lintas etnis Dayak khususnya Dayak Kapuas Hulu
Ketentuan Umum Organisasi (KUO) IPDKH
Pengawasan organisasi
Pasal 1
Masing-masing anggota saling mengawasi dan menjaga hubungan baik dengan dasar kekeluargaan
Laporan-laporan kegiatan IPDKH
Pasal 2
1. Setiap kegiatan baik yang dilakukan oleh biro maupun kegiatan lainnya harus dilaporkan secara secara naratif, kepada ketua umum dan atau badan pengurus melalui kesekretariatan
Lalu lintas dan laporan keuangan IPDKH
Pasal 3
1. Setiap orang yang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh IPDKH berkaitan dengan keuangan harus melampirkan bukti kwitansi kepada bendahara pelaksanaan dan bendahara umum IPDKH
2. Jika ada pendarma atau donatur yang bersedia membantu IPDKH dalam hal keuangan melalui perorangan (Ketua Umum, Sekretaris, jajaran ketua dan bendahara, biro-biro dan anggota) harus diketahui bersama, dan atau oleh ketua umum dan bendahara umum
3. Anggota IPDKH tidak menerima sumbangan dari luar apalagi sarat akan kepentingan tertentu
Syarat Keanggotaan IPDKH
Pasal 4
1. Menyerahkan pas photo ukuran 2 x 3 satu lembar, dan 3 x 4 satu lembar
2. Memahami AD/ART IPDKH serta mengisi formulir yang disediakan
3. Memiliki kartu anggota IPDKH yang dikeluarkan oleh badan pengurus dan ditanda tangani oleh ketua umum
4. Berpartisipasi memberi sumbangan setiap bulan, dan dapat disetorkan melalu kepala suku atau kelompok, dan atau langsung kesekretariatan IPDKH, dan atau bendahara umum IPDKH. Sebesar Rp. 1.000,- sesuai dengan kesepakatan yang di tentukan dalam rapat anggota
Ketentuan Kedudukan Penasehat
1. Dewan penasehat berhak memberi pendapa berupa saran dan keritik kepada badan pengurus terkait kinerja orgnisasi IPDKH
2. Berkewajiban mendampingi badan pengurus atas nama organisasi dalam menghadapi persoalan yang dianggap berat
3. Berhak mendapat informasi berkaitan dengan kebijakan yang dibuat oleh organisasi IPDKH
4. Berkewajiban mengikuti kegiatan baik formal maupun non formal IPDKH
Tata Tertib Organisasi IPDKH
Pasal 6
1. Rapat umum anggota soal pemillihan dan pergantian pengurus dan rapat umum anggota lainnya, harus melalui Tata Tertib (Tatib) yang sepenuhnya menjadi hak dari tim formatur/Panitia.
Pelanggaran dan Sanksi
1. Jika badan pengurus (secara personalitinya) dan anggota melakukan korupsi secara sengaja baik perorangan maupun kelompok akan diselesaikan dalam musyawarah untuk mencari jalan keluar dalam organisasi, dan kalu tidak dapat diselesaikan secara internal maka anak dinaikkan ke proses hukum yang berlaku di Indonesia.
VISI DAN MISI IPDKH-PONTIANAK
VISI
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Kapuas Hulu secara umum, dan Dayak Kapuas Hulu secara Khususnya. Dimana terjadi berbagai persoalan yang berakibat kpada politik, sosial budaya, ekonomi, hukum, pendidikan, ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang tidak akomudatif terhadap masyarakat adat. Maka hal tersebut menjadi tolak ukur perjuangan IPDKH. Karena itu IPDKH berusaha membentuk Pemuda Dayak Kapuas Hulu Pontianak agar menjadi pemuda yang berkualitas berdaya guna bagi masyarakat Kalbar, khususnya Kapuas Hulu dalam berbagai bidang.
MISI
1. Mengangkat harkat dan martabat Dayak Kapuas Hulu yang terkesan termarjinalisasi oleh kepentingan kelompok tertentu serta kebijakan yang tidak mengakomodir kepentingan masyarakat adat. Khususnya masyarakat adat Dayak.
2. Memberi peluang bagi anggotanya untuk berkreasi dalam kemasyarakatan untuk mengimplementasikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
3. Memperjuangkan pendidikan, tanpa memandang kepentingan kelompok tertentu, melalui tindakan nyata para anggotanya.
4. Pengkaderan generasi muda Dayak Kapuas Hulu dalam bidang organisasi, politik, hukum, sosial, budaya dan ekonomi.
5. Mempertahankan tatanan sosial dan budaya Dayak yangselama ini nyaris terabaikan, akibat derasnya arus moderenisasi dan kouniksi. Ditambah lagi dengan hadirnya berbagai kepentingan kelompok tertentu kyang secara tidak langsung justru melunturkan budaya daerah.
Generasi Muda Yang Terabaikan
Ikatan Pemuda Dayak Kapuas Hulu di Pontianak adalah merupakan wadah pemersatu Anak Dayak Kapuas Hulu. 23 Oktober 2009 yang akan datang, forum ini genap berusia lima tahun . Meski masih terhitung belia, forum ini justru mampu menunjukkan taringnya di masyarakat.
Tujuan mulia membawanya dikenal baik oleh masyarakat luas. Berbagai perjuangan dilakukan menunjukkan jati diri, demi mengharumkan nama Kapuas Hulu tercinta. Seperti salah satu kumpulan anak ulu yang satu ini. Berangkat dari hoby, hingga mencoba memberanikan diri terjun ke ranah musik lokal di Kalbar. Awak yang terdiri dari enam orang yakni Kyan (Vocal) asal suku Dayak Kayaan, Pian (Guitar I) asal suku Dayak Iban, Yupen (Guitar II) asal suku Dayak Kantu', Alloy (Bass) asal suku Dayak Tamambalo, Yus (Keyboard) asal suku Dayak Manday, Thomas (Drumer) asal suku Dayak Kayaan, adalah merupakan putera asli daerah Kapuas Hulu. Di setiap performance mereka selalu membawakan nama daerahnya, sehingga kentalnya budaya tersebut membuat band yang diberi nama ASTRELLA ini mudah dikenal oleh masyarakat.
Dua album lebih telah dirilis mereka, namun tiada hasil yang signifikan, lantaran kurangnya budget. Kendati demikian, mereka sudah bersyukur dapat berkiprah di Kalbar, walau tak dipungkiri harapan ingin masuk ke ranah nasional.
ASTRELLA yang kini berusia lebih dari lima tahun ini, telah memilih untuk vakum. Disayangkan dengan materi lagu yang komersil mereka tak bisa berlanjut, dan kini hanya tinggal lima orang saja setelah pian dan thomas b diluar kota. Jika dilihat banyak sekali Anak Kapuas Hulu berpotensi, namun sering tidak diperhatian oleh pemerintah.
Generasi muda merupakan tonggak generasi penerus bangsa, maka mari kita dukung gerakan positif pemuda untuk membawa bangsa ke arah yang lebih baik. Semoga ke depan kita bisa lebih jeli melihat dan memperhatikan generasi ini. Kyan Hiroh
Kota ku Tak Beridentitas
Lebih dari satu abad kota ini terbentuk, namun tak terlihat dampak signifikan dari orang yang pernah mencoba memimpin kota ini. Tak tahu apa yang dikerjakan mereka. Siapa tak kenal Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu yang terletak paling ujung kota Kalbar.
Dulu saya bangga dipangkuan ibu pertiwi itu. Ciri khasnya begitu nampak di mata orang lain. Namun ironis, tak pernah diperhatikan oleh pemimpinnya. Sebagai anak pertiwi, saya kecewa atas sikap para pelaku yang berwenang ini, dimana peradapan nan multi etnis, yang keasrian budayanya masih tampak jelas namun kini seakan tercerabut dan berangsur memudar oleh kepentingan yang tak jelas.
Ketika saya berjalan mengelingi kota itu, tak satu hal pun tampak di mataku tentang kota yang mencerminkan kota budaya "kota Seribu Betang" . Kata itu kerab terdengung di telingaku. Lihat saja tugu-tugu tak punya arti itu dan lihat gerbang kota ucapan selamat datang, dibangun tak berlandaskan rasa “NASIONALIS”.
Impian saya sangat sederhana kawan, seandainya saja ada sebuah museum daerah di kota itu dan dibangunkan tugu-tugu/monument yang berceritakan tentang khas daerah, menurut saya alangkah indahnya. Miris memang jika kota itu akan dibangun sebagai kota pariwisata, namun tak satu hal pun yang dapat menarik perhatian orang. Kyan Hiroh
Mars IPDKH
By. Kyan Hiroh
*Ikatan Pemuda Dayak Kapuas Hulu
Ya meh nama wadah kami
madah ke kian apa' uma 2x
Bridge : kami tu semua biak-biak ulu
empu pikiran maju
isa' kampong kita pagi lusa maju
ya meh tanggung jawab kami
Chorus : kami idup di rantau orang
besatu ka ngiga ilmu
pade mangun ke kampong kita
dukung meh kian apa' uma
int.
back to *